Sabtu, 09 April 2011

KEKUATAN YANG HARUS DIBANGKITKAN DARI SEORANG GURU

Setiap guru tentu mempunyai keinginan untuk dapat melaksanakan tugasnya (mengajar) dengan sebaik-baiknya. Tapi dalam kenyataannya untuk mencapai tujuan yang mulia itu tidaklah mudah. Guna mencapai tujuan yang diinginkan tersebut diperlukan tenaga, energi, dan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, khususnya siswa (anak didik). Guru yang baik dan terampil memiliki sifat-sifat serta kemampuan mempengaruhi, dan dapat memanfaatkannya dengan memadukan dengan strategi pembelajaran.
Seorang guru dapat dikatakan mempunyai kekuatan kalau kedudukannya sebagai pengajar dapat mengajar secara dinamis, mampu mengajar dengan rasa kasih sayang, dan penuh kesabaran. Jika seorang guru dapat melaksanakan yang demikian pasti mereka dapat mempengaruhi anak didiknya, karena guru adalah salah satu faktor penentu masa depan bagi anak didiknya.
Seiring dengan pengaruhnya yang luar biasa, seorang guru mempunyai tanggungjawab yang besar. Tak dapat kita bayangkan kalau seorang guru mengajarkan suatu konsep yang salah, atau seorang guru menyampaikan sesuatu yang membuat anak didiknya salah tafsir, dan yang lebih parah lagi kalau seorang guru dapat mematikan semangat belajar siswanya. Apakah ini tidak sebuah mal praktik dalam dunia pendidikan? Maka sangat pantaslah kalau pemerintah meletakkan jabatan seorang guru sebagai jabatan professional yang memerlukan keahlian khusus. Dan pekerjaan mengajar bukanlah pekerjaan yang dapat dilakukan oleh semua orang, akan tetapi harus dilakukan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dibidangnya.
Adalah hal yang biasa, bahkan bagi seorang guru terbaik sekalipun untuk mengatakan bahwa kemampuan mereka belum sempurna, untuk meneliti serta melakukan koreksi atas kekurangan mereka, dan secara kritis menilai kemampuan mereka sebagai pendidik. Seorang guru perlu bertanya pada dirinya sendiri apakah mereka sudah memiliki sifat atau ciri, kemampuan serta strategi untuk mengajarkan teknologi yang berkembang begitu cepat? Mungkin kita semua merasakan keragu-raguan yang sama seperti itu.
Walaupun berbagai kekurangan yang dirasakan, para guru haruslah dapat menunjukkan kekuatan pribadi mereka dan mempraktikkan strategi pengajaran yang baik di kelas setiap hari. Kita sebagai seorang guru harus lebih banyak lagi belajar mendekati anak-anak dengan memberikan perintah, dengan menjadi model dan dapat membimbing mereka dengan hati dan jiwa yang tulus, menggunakan alat apa saja, sumber dari manapun, dan dengan menggunakan keterampilan pribadi yang kita miliki.
Untuk memperoleh kemampuan agar dapat mengajar dengan baik dan mempengaruhi orang lain dengan baik sebenarnya berasal dari dalam diri kita. Keterampilan ini bukan hanya diperoleh dari latihan-latihan teknik yang diajarkan di sekolah keguruan, tetapi lebih dari itu. Kalau seorang guru telah mengajar dengan baik dapat dibaratkan orang yang menyalakan api, dimana semakin lama api tersebut menjadi semakin besar. Mengajar dengan baik akan membuat para siswa merasa senang untuk belajar dan membiarkan mereka terus berkembang. Bila kondisi seperti ini dapat diciptakan guru maka para siswa selalu menantikan pelajaran dimulai dan tidak ingin berhenti. Ini dapat terjadi kalau guru yang mengajar dapat menunjukkan kemampuan pribadi dan kemampuan profesionalnya dengan baik.
Mustahil rasanya para guru dapat menunjukkan kemampuan profesionalnya tanpa harus memiliki kemampuan pribadi terlebih dahulu. Menurut Kathy Paterson (2007) kemampuan pribadi mungkin dapat diartikan sebagai pengawasan atas diri mereka (guru), bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain, dan pribadi seperti apa yang mereka tunjukkan di hadapan para siswa, serta bagaimana falsafah mereka terhadap pendidikan. Sedangkan kemampuan professional lebih mengarah pada mutu atau keunggulan dalam mengajar, membimbing serta mempengaruhi para siswa. Kemampuan ini mungkin dapat dipandang sebagai kemampuan untuk menggunakan strategi yang efektif sehingga merangsang dan mendorong para siswa untuk belajar. Dalam kehidupan sehari-hari, guru-guru yang memiliki kemampuan pribadi akan menunjukkan kepribadian yang posistif, hasilnya akan dapat dilihat pada perilaku siswa mereka. Dan guru yang memiliki kemampuan professional hasilnya akan nampak pada keberhasilan siswanya dibidang akademis.
Selain kekuatan yang harus dimiliki, seorang guru harus dapat memperhatikan atau memberi perhatian pada orang lain. Kita semua tahu bahwa guru selalu memberi perhatian kepada siswanya, walaupun adakalanya perhatian itu tidak tampak atau terselubung oleh sederetan beban tugas dan tanggungjawab rutinnya. Dalam keadaan beban yang menumpuk serta tanggungjawab yang berat, dapat terjadi guru yang biasanya berpenampilan riang, suka menghibur, bersikap empati, toleran, mungkin saja akan berubah menjadi wajah yang muram atau marah-marah, frustasi, atau malas-malasan. Apabila sifat suka memperhatikan orang lain yang ada pada guru menurun, akan berakibat pada melemahnya penghargaan terhadap diri sendiri, dan sebagai akibatnya sikap hormat anak didik pun akan ikut berkurang. Oleh karena itu kita sebagai guru perlu membangkitkan kembali kekuatan pribadi kita.
Menurut Kathy Paterson ada 5 kekuatan pribadi yang perlu dibangkitkan pada diri seorang guru yaitu:

1. KEGEMBIRAAN
Bila guru menampilkan sikap serta wajah yang ceria (walaupun ini bukanlah perasaan yang sedang ia rasakan pada saat itu) murid-murid juga akan merasakan keceriaan itu dan pelajaran akan berjalan dengan lancar. Orang pada umumnya, khususnya para siswa akan suka berada di sekitar orang-orang yang menunjukkan serta memberikan suasana keceriaan, dan guru juga akan mendapatkan keuntungan karena ia akan hemat energi, sehat, tenang, serta didukung sikap positif para siswa.

2. RASA KASIHAN YANG KUAT
Rasa kasihan yang kuat merupakan gabungan dari persahabatan, cinta kebaikan, pemahaman, dan kebijaksanaan yang muncul dari pemahaman bahwa orang lain itu “sedang menderita”. Seorang guru yang mempunyai rasa kasihan melakukan suatu tindakan yang nyata untuk memperbaiki nasib orang-orang lain dan mengajar dengan ketulusan hati. Ketulusan untuk memperhatikan kenyamanan atau kesejahteraan orang lain merupakan salah satu tolak ukur mutu yang sangat penting dari seorang pendidik.

3. EMPATI
Dalam dunia yang pertumbuhan teknologinya sangat cepat seperti sekarang ini, empati merupakan salah satu sifat atau ciri yang sangat kuat yang dimiliki para guru. Dengan pemahaman yang murni dan kepekaan akan situasi orang lain, dipandang perlu untuk mengefektifkan pengajaran. Pemahaman yang murni serta kepekaan akan situasi orang lain akan mengangkat keinginan dan kemampuan guru untuk masuk ke dalam situasi atau kondisi kehidupan para siswanya, dan hal tersebut dilakukan sebelum para guru memberikan nasehat pada anak didiknya.

4. TOLERANSI
Toleransi merupakan kemampuan untuk memperhatikan para siswa  dan melihat mereka sebagaimana adanya serta memperlakukan mereka semua dengan rasa hormat. Toleransi mencerminkan suatu pemahaman yang stereotip atau perlakuan terhadap siapapun secara tidak adil yang berpengaruh pada proses belajar, pertumbuhan, dan penghargaan diri. Toleransi, yang berfungsi untuk membantu membangun hubungan, memungkinkan para guru untuk melakukan pendekatan dan pengajaran terhadap para siswa. Toleransi dapat membawa rasa damai dalam hati, dapat menghantarkan keberhasilan dalam pelajarandan memberikan kesempatan para siswa untuk memberikan tanggapan yang berbeda.

5. RASA HORMAT
Guru sepenuhnya menyadari bahwa mereka harus menghormati atau menghargai siswanya apabila mereka ingin dihormati atau dihargai. Tetapi untuk menghargai mereka bagaimana caranya? Apakah penghargaan dan rasa hormat itu harus ditunjukkan secara visual? Kita tahu akan pentingnya sikap hormat dan menghargai itu, lebih-lebih dalam pengajaran. Dengan sikap menghormati dan menghargai maka kegembiraan, kepercayaan diri akan semakin meningkat dan perilaku siswa yang baik juga akan ditunjukkan kepada kita. Memperlakukan orang lain dengan memberikan rasa hormat merupakan tanda atau bentuk perhatian, dan hal ini merupakan bentuk pengajaran yang baik.

Tidak ada komentar:

Sekedar Hiburan